Terenggutnya Sebuah Moral

 


Akhir-akhir ini dikejutkan dengan beberapa pemberitaan kasus terkait tentang kekerasan seksual yang terjadi pada anak yang berusia dibawah umur. Mirisnya, beberapa diantaranya sudah melahirkan seorang jabang bayi dari hasil perbuatan tersebut. Di kutip dari sebuah media online, suara.com. Orang tua korban sangat kaget saat disodorkan seorang jabang bayi dihadapannya. Harapan demi harapan yang sudah di impikan selama ini,  kini pupus seketika. Rasanya, masa depan itu sudah menjadi gelap gulita.

            Lebih parahnya, hal ini terjadi di ruang lingkup boarding school. Adapun tersangkanya adalah seorang pemilik dari boarding school tersebut. Minimnya sorotan public terhadap kasus kekerasan seksual di pesantren ini dapat memicu pertanyaan tentang bagaimana pengawasan yang dilakukan pada lingkup pondok pesantren, boarding school, secara keseluruhan yang ada di Indonesia.  

            Saat kasus ini muncul di permukaan, Kemudian, menyusul kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak usia dibawah umur lainnya. Seperti, di salah satu SD dengan tersangka guru agama dan korbannya adalah siswi nya. Betapa mirisnya pendidikan yang ada di Indonesia. Seorang guru yang dieluh-eluhkan dapat memberikan contoh terhadap peserta didiknya tetapi malah melakukan hal-hal yang kurang pantas.

            Hal ini sangat mencoreng dunia pendidikan serta dunia keagamaan, seperti perumpamaan “Nila setitik, Rusak susu sebelangga”. Dari sini sudah jelas, Kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan, akan berkurang. Karena, para orang tua tidak mau masa depan putra-putrinya harus musnah dengan begitu saja. Hikmah dari kejadian ini tentunya, perlunya pengawasan yang ketat terhadap kemunculan pondok pesantren baru yang belum ada izin resmi dari kementrian agama. Kemudian, untuk peserta didik dapat diberi pemahaman sejak dini tentang, batasan-batasan untuk bergaul dengan teman, orang lain maupun Bapak/Ibu Gurunya.

            Adapun pencegahan pelecehan seksual dapat dilakukan sebagai berikut: Memilih lingkaran pergaulan yang sehat dan ke arah yang positif. Segera menyingkir jika merasakan tanda-tanda adanya kebiasaan hal-hal berbau seks menjadi lelucon dan dianggap biasa oleh sebuah lingkungan. Jangan menunjukkan respon kepada seorang yang melakukan pelecehan seksual dengan cara yang sama. Lebih baik dilaporkan ke pihak berwajib segera setelah mendapatkan bukti.Carilah serta mintalah perlindungan dari orang lain yang dapat mengatasi pelaku pelecehan seksual.  (Laila/Ela/Tulungagung)

Komentar