Sahabat pembaca, perlu diketahui bahwa, saya sejak kecil selalu diajarkan berbagai macam amalan umat islam pada umumnya. Seperti: sholad, puasa, mengaji, sedekah, dll. Namun, tak lupa orang tua saya selalu mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai keimanan sejak usia dini. Walaupun dari SD hingga Perguruan Tinggi saya bersekolah di lingkup Kementrian Agama mulai dari MI, MTs, MAN, dan Perguruan Tinggi UIN. Nyatanya tidak menutup kemungkinan berteman dengan orang yang berlatar belakang agamanya berbeda.
Sejak duduk di bangku MTs atau setara di SMP saya sering berteman dengan kawan-kawan non muslim. Namun, hal ini tidak membuat iman saya goyah. Justru saya sangat senang berteman dengan kawan non muslim. Hal ini dikarenakan, dapat menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama yang sangat tinggi.
Hal ini berkelanjutan saat saya melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Beberapa kolega saya adalah non muslim mulai dari kristen, katolik hingga konghucu. Namun, hal ini tidak menyurutkan pertemanan kami. Nyatanya, dengan perbedaan ini lah dapat menyatukan kami. Sebab, dari perbedaan ini tumbuhlah rasa tolerasi, sikap saling menghargai, dan sikap saling menghormati yang tinggi.
Nah, Ibu Kontrakan saya dulu merupakan penganut kristiani. Sedikit banyak beliau selalu bercerita tentang toleransi yang beliau lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika beliau melaksanakan kebaktian ataupun hari raya natal atau yang lainnya. Kami pun turut menyampaikan ucapan selamat kepada beliau tanpa mengurangi rasa keimanan saya terhadap Alloh SWT. Ucapan yang saya sampaikan, semata hanyalah rasa merangkul untuk berada dalam sebuah perbedaan.
Nah, salah satu kolega saya juga penganut kristiani. Biasanya pada waktu puasa ramadhan, beliau selalu mengirim takjil untuk saya. Hal ini, bagi saya sudah biasa. Karena, ini termasuk simbol tolerasi umat beragama didalam pertemanan saya.
Saya, terkadang ingin tertawa. Jika melihat seseorang masih saja membeda-bedakan teman yang berbeda agama. Hari gini, masih saja kolot? Lantas bagaimana dengan kalian? Apakah anda juga masih mengurusi juga hukum menyampaikan ucapan selamat kepada umat non muslim?. Ada baiknya sih, anda urus terlebih dahulu, sikap toleransi anda. Kalau sudah bagus, ya jalani saya. Tidak usah menghakimi ataupun memojokkan orang lain. Toh, yang menentukan anda masuk surga atau tidak hanyalah Alloh lah yang berkehendak. Hidup hanya sekali jangan dibikin ribet. Selamat Hari Natal dan Menyongsong Tahun baru. Semoga selalu damai dan Tuhan membersamaimu. #Ela/Tulungagung
Komentar
Posting Komentar