Dibalik Belajar Daring

 


Pandemi mengajarkan tentang bagaimana hidup harus survive dengan kebiasaan baru. Nah, salah satu kebiasaan barunya adalah dengan metode belajar secara daring. Metode belajar secara daring ini yakni belajar mandiri dirumah tanpa bertemu, bertatap muka dengan Bapak/Ibu guru maupun bermobilitas dengan sahabat sepermainan.

Metode daring memang menjadi sebuah solusi untuk saat ini. Namun, pada praktiknya berdasarkan pengalaman saya setelah melakukan diklat selama kurang lebih empat hari dengan duduk berada didepan gawai, berinteraksi dengan gawai nyatanya, secara psikis merasakan sebuah kelelahan. Hal ini disebabkan, karena ketika menerima materi secara daring terkadang tidak begitu memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Akan tetapi, kita selalu fokus pada tugas yang diberikan. Nah, sehingga hal ini berdampak pada kondisi psikis.

Sehingga, akan muncul rasa tertekan, berlomba-lomba menyelesaikan tugas, muncul rasa mager tapi dikejar deadline dan itu terjadi dalam kurun waktu 24 jam. Kemudian, muncul rasa cemas, murung, lanjut dengan kecenderungan pada gawai. Berapa lama sih kita naruh gawai disamping kita? belum ada 5 detik, pasti udah scroll story, lihat medsos apalagi yang paling parah adalah pansos.
Sekian (Laila/Tulungagung)

Komentar