Refleksi

 Dari Jendela SMP 

Sinetron ini diangkat dari sebuah Novel terbitan penerbit Gramedia yang ditulis oleh Mira Widjaja dengan judul Dari Jendela SMP. Novel ini bukan hanya mengajarkan sebuah kisah cinta yang sangat mengharukan. Sepasang remaja yang dipaksa menjadi dewasa oleh keadaan, tapi juga sex education. Kemudian, penulis menghadirkan sosok seorang guru yang menjadi seorang guru olahraga yang ditentang keras oleh Bapak/Ibu Guru. Hal ini disebabkan bahwa, sex education dianggap belum saatnya diberikan kepada anak-anak. Sehingga, dengan rasa ingin tahu anak-anak mulai mencari diberbagai sumber tentang itu, serta masih banyak cerita yang mengasyikkan.

Sehingga, Novel ini diangkat menjadi salah satu judul sinetron di salah satu stasiun televise di Indonesia. Adanya sinetron ini dapat mengenang masa sekolah sewaktu SMP/MTs kala itu bagi sebagian orang. Masa SMP/MTs merupakan masa remaja dimana seseorang biasanya cenderung menunjukkan jati dirinya yang sesungguhnya. Mengenang saat megikuti berbagai kegiatan yang ada disekolah seperti praktikum, kegiatan belajar kelompok, kegiatan olahraga, kegiatan peringatan hari besar dan lain-lain.

Selain itu, sinetron ini sangat kekinian, Artinya walaupun ceritanya diangkat dari sebuah novel yang sudah lama tetapi juga di sandingkan dengan keadaan sekolah masa sekarang. Selain itu, berbagai macam kegiatan ektrakurikuler maupun intrakurikuler yang ada di sekolah dimasukkan ke dalam alur ceritanya. Sehingga menambah pengetahuan bagi anak-anak jaman sekarang yang saat ini melakukan sekolah secara daring.

Kemajuan teknologi memang mempermudah segala sesuatu yang ingin dilakukan atau lebih fleksibel dilakukan dimanapun. Tetapi, kegiatan seperti ekstrakurikuler tak dapat dilakukan secara maksimal. Sehingga dengan adanya sinetron ini dapat menjadi sebuah edukasi atau gambaran bahwa didalam sekolah yang nyata dengan bertatap muka itu lebih mengasyikkan. Kegiatan yang dilakukan bisa lebih maksimal, dapat berinteraksi dengan kawan, maupun Bapak/Ibu Guru lainnya. (Laila/Tulungagung)





 

Komentar