Ketupat atau biasa disebut kupat merupakan symbol perayaan
hari raya islam di Jawa sejak masa pemerintahan Demak pada awal abad ke-15. Di
Tulungagung sendiri Ketupak dibuat pada hari Raya Idul Fitri pada hari ke-7.
Biasanya disajikan dengan berbagai menu lodeh, opor ayam maupun lodho ayam khas
Tulungagung. Ketupat sendiri memiliki beberapa filosofi diantaranya: Kupat memiliki kepanjangan “Ngaku Lepat” dalam Bahasa Indonesianya Mengaku
Bersalah, Janur memiliki kepanjangan
“Jatining Nur” yang melambangkan Hati
Nurani, Beras menggambarkan Nafsu
Duniawi, Selain itu, ketupat dibuat oleh Anyaman
Janur yang melambangkan keeratan sebuah Tali Siraturaahmi, Bentuk Ketupat yakni kiblat papat (mata
angon limo pancer Kiblat) yakni melambangkan arah kiblat.
Secara keseluruhan ketupat
melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Secara
demitologisasi dan desakralisasi ketupat merupakan bentuk wujud pemujaan Dewi
Sri, yang dimuliakan sejak masa kerajaan kuno Majapahit dan Pajajaran. Sehingga
Tradisi membuat ketupat menjadi kebiasaan yang selalu dilestrarikan di setiap
lebaran tiba. Moment memakan ketupat
ini menjadi hal yang sangat langka dan menjadi moment yang sangat ditunggu-tunggu untuk berkumpul bersama keluarga
dengan menikmati ketupat lebaran bersama-sama. (Laila)
Komentar
Posting Komentar