Sekaten Warisan Leluhur

 

        (foto ini diambil pada tahun 2018)

Sulit rasanya mendefinisikan kota ini. Terlalu banyak kenangan yang tertuliskan di setiap sudut nya. Penduduknya selalu ramah terhadap pendatang yang menjadi bagiannya.
Masyarakatnya baik, santun dimanapun keberadaannya. Orang jawa bilang "ndak neko-neko" atau tidak berperilaku yang macam - macam.

Kota ini telah membuat ku jatuh cinta dengan beragam budayanya. Salah satunya adalah perayaan sekaten atau yang disebut pasar malam.

Acara ini digelar dalam rangka peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulud Nabi). Kebudayaan ini tetap lestari sejak abad ke-16 ini biasa dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal tahun Hijriyah atau bertepatan bulan Mulud (Bulan Jawa).

Biasanya bertempat di alun-alun utara yang biasa disebut dengan alkid. Disana terdapat banyak penjual yang berjualan berbagai macam pernak - pernik, pakaian, mainan, perlengkapan rumah tangga, makanan khas jogja, gorengan dan lain-lain.

Setiap malam nya masyarakat datang silih berganti untuk menghabiskan waktu menikmati pasar malam bersama keluarganya. Tak jarang kemacetan timbul di beberapa sudut Alum-Alun Utara. Mulai dari arah Titik Nol Km hingga ke arah Altar.

Ditengah pandemi ini rasanya rindu dengan keramaian di sudut Jogja dengan berbagai macam kegiatan dan budayanya.
Namun, saat ini yang terpenting adalah tetap menjaga kesehatan, mematuhi protokol kesehatan agar pandemi segera berlalu dan dapat beraktifitas kembali. (laila)

Komentar