Kami terlahir menjadi seorang anak tunggal. Namun, kami dibesarkan di Provinsi yang berbeda yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pertemuan tiga tahun yang lalu di Kota Istimewa Yogyakarta dalam sebuah rumah kontrakan menjadi sebuah saksi perjalanan kami. Perbedaan yang melekat diantara kami bukanlah sebuah penghalang untuk kami.
Perbedaanlah yang telah menghantarkan kami untuk saling mensupport, saling memahami dan saling menjaga. Berawal dari sebuah cita-cita dan harapan, Kami pun berusaha untuk mewujudkan bersama. Walaupun latar belakang kami yang sangat berbeda. Titi gadis kelahiran Boyolali ini merupakan sosok yang rajin, penyuka korea dan paling tidak suka dengan makanan yang sangat keras.
Pada awal bertemu kami mempunyai sebuah cita-cita yaitu ingin Wisuda bersama dengan berselendang Cumlaude dan alhamdulillah mimpi itu terwujud pada Mei tahun 2019 silam. Pada saat itu Titi sudah selesai Sidang Munaqosyah terlebih dahulu dan saya masih menjalankan Sempro dalam hari dan waktu yang bersamaan. Kami tak pernah merencanakan untuk ujian bersama namun, Tuhan memberikan sebuah anugerah yang terindah untuk kami kenang.
Minyak dan Air merupakan analogi yang tepat untuk kami. Sebab Kami memang tidak pernah bisa untuk bersatu, Namun, kami selalu bersanding untuk mensupport satu sama lain. Kami, selalu menjunjung tinggi sebuah perbedaan dan saling memahami satu sama lain dalam mewujudkan sebuah cita-cita kami. Berkat Titilah saya menjadi sosok yang seperti saat ini, Gadis kelahiran Boyolali ini tak pernah bosan-bosannya mengingatkan saya tentang cita-cita saya. Tidak hanya itu, Kami selalu bertukar informasi, saling diskusi tentang bagaimana langkah kedepan yang akan kami jalankan. Cita-Cita kami masih ada beberapa yang belum terwujud, salah satu nya kami ingin berdiri bersama dalam sebuah acara besar di Hotel Ternama di Kota Istimewa. Salam sehat, Salam Produktif. (Laila Chodriyah/Tulungagung)
Komentar
Posting Komentar